Wednesday, January 28, 2015

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR


Tanaman Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak dibutuhkan umat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan bawang merah semakin meningkat sejalan dengan meningkatkan penduduk dunia, karena hampir semua masakan membutuhkan komoditas ini. Pada periode tahun 1986-1990, Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor bawang merah, tetapi kini negara kita menjadi pengimpor komoditas ini, terutama dari Cina, akibatnya harga meningkat tajam. Hal ini disebabkan karena lahan-lahan di sentra-sentra produksi bawang merah, seperti Brebes, Tegal, dan Cirebon mengalami degradasi hara dan kesehatan tanah. Akibatnya muncul berbagai macam serangan hama penyakit, biaya pemupukan meningkat, kualitas menurun karena banyak menggunakan pestisida secara kurang bijaksana. Untuk itu paket teknologi Bio~FOB yang diproduksi oleh CV.Meori Agro yang antara lain biovaksin, pupuk bio organic, pupuk hayati dan pestisida organic, merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi hal tersebut.

Teknologi Bio~FOB merupakan paket teknologi yang dirancang khusus untuk memperbaiki kondisi lahan yang kurang subur dan sudah jenuh terinfeksi oleh berbagai patogen ganas seperi Fusarium, Pseudomonas, Rhizoctonia, dll. Formula Bio~FOB mengandung beberapa mikroba yang potensial dapat bekerja secara sinergi memperbaiki tingkat kesuburan tanah dan meningkatkan kesehatan tanaman bawang merah. Penggunaan teknologi ini dapat mengurangi biaya usaha tani tanaman bawang, karena pupuk anorganic dapat dikurangi 30 – 50% dari dosis anjuran, disamping itu akan mengurangi juga penggunaan pestida kimia. Disamping itu dapat mengurangi pemakaian pupuk kandang yang sangat di perlukan tanaman bawang 60 – 80%.
 
PRA TANAM
1. Syarat Tumbuh
  • Bawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau tegalan, tekstur sedang sampai liat. Jenis tanah Alluvial, Gile Hunus atau Latosol, pH 5.6 – 6.5, ketinggian 0 – 400 mdpl, kelebaban 50 – 70%, suhu 25 – 320 C.
2. Pengolahan Tanah
  • Lahan di sehatkan kembali dengan menggunakan larutan Bio~TRIBA BT1 yang mengandung mikroba pengurai, penyubur dan pengendalian hayati dengan dosis 10 ml/l, disemprot merata diatas permukaan tanah.
  • Diluku/ dibajak kemudian digaru (biarkan + 1 minggu).
  • Dibuat bendengan dengan lebar 120 – 180 cm.
  • Di antara bendengan pertanaman dibuat saluran air (canal) dengan lebar 40 – 50 cm dan kedalaman 50 cm.
3. Pupuk Dasar
  • Berikan pupuk organoTRIBA Plus 10-20 kg/1000 m2 atau 100 – 200kg/ha dan pupuk anorganic yang digunakan adalah ½ dosis anjuran setempat.
4. Pemilihan Bibit
  • Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram /umbi.
  • Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya).
  • Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak terluka (tidak terkelupas atau berkilau).
PENANAMAN
1. Jarak Tanam
  • Pada Musim Kemarau, 15 x 15 cm, varietas Ilocos, Tadayung atau Bangkok atau varitas unggul lokal yang telah di rekomendasikan oleh Pemerintah.
  • Pada musim hujan 20 x 15 cm varietas Tiron atau unggul lokal yang biasa digunakan petani.
2. Cara Tanam
  • Umbi bibit direndam dulu dengan menggunakan larutan fungisida Nabati Mitol 20EC BioFOB EC dengan dosis 3-5 ml/l. Simpan selama 2 hari sebelum ditanam.
  • Pada saat tanam, seluruh bagian umbi bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke dalam permukaan tanah. Untuk tiap lubang ditanam satu buah umbi bibit.
PEMELIHARAAN
1. Penyiangan dan Pembumbunan
  • Penyiangan pertama dilakukan pada umur 7-10 HST dan dilakukan secara mekanik untuk membuang gulma atau tumbuhan liar yang kemungkinan dijadikan inang hama ulat bawang. Pada saat penyiangan dilakukan pengambilan telur ulat bawang.
  • Dilakukan pendagiran, yaitu tanah di sekitar tanaman didangir dan dibumbun agar perakaran bawang merah selalu tertutup tanah. Selain itu bedengan yang rusak atau longsor perlu dirapikan kembali dengan cara memperkuat tepi-tepi selokan dengan lumpur dari dasar saluran.
2. Pemupukan pemeliharaan/ susulan
  • Pemupukan untuk tanaman bawang jumlah dan dosis pupuk yang diterapkan sangat beragam tergantung pada jenis tanah, teknologi, jenis bawang merah, kualitas dan kemampuan pendanaan. Anjuran pemupukan sebagai berikut: Apabila menggunakan pupuk organik dan Hayati BioTRIBA maka dianjurkan penggunaan pupuk anorganic (Urea, TSP, KCL, Kieserite) dapat dikurangi 30 – 50% dan pupuk kandang sampai 70% dari dosis anjuran (dosis anjuran masing-masing lahan petani).

Tabel 1. Contoh simulasi penggunaan pupuk organi dan hayati Jaura dengan dosis anjuran pupuk an organic yang digunakan Pada Petani di Balipupukuk Kadang 10 ton/h/musim ,Urea =250 kg/ha/musim, SP36 =200kg/ha/musim, KCL = 200kg/ha/musim.
Jenis pupuk
Dosis (/ha/thn) 100% pupuk an organik dan pupuk kadang tanpa OrganoTRIBAPlus dan hayati BioTRIBA BT2
Dosis (ha/thn) 70% pupuk an organik + pupuk orgaoTRIBA Plus dan hayati BioTRIBA BT2 + 40% pupuk kandang
Dosis (/ha/thn) 50% pupuk an organic + pupuk OrganoTRIBA Plus dan Hayati BioTRIBA BT2 + 20% pupuk kandang
1. Urea
2. SP-36
3. KCL
4. Dolomit
250 kg
200 kg
200 kg
500 kg
175 kg
140 kg
140 kg
500 kg
125 kg
100 kg
100 kg
500 kg
1.Pupuk Kandang
1.OrganoTRIBA Plus
2. Hayati BioTRIBA BT2
10 ton
0 Ton
0 lt
4 ton
0,2 ton
4 lt
2 ton
0.3 ton
6 lt
Keterangan:
  • Pupuk kandang biasanya digunakan sebagai pupuk dasar dan sebaiknya setelah atau sebelum pupuk kandang ditebar disemprot dengan dekomposer BioTRIBA BT1 2 – 4 lt/ha.
  • Pemberian pupuk anorganic dilakukan dalam 2 tahap ( Tahap I biasanya sebagai pupuk dasar atau 2 minggu setelah tanamanUrea 50%, SP-36 100%, KCL 100%) dan 5o% Urea tahap II 4 – 5 minggu minggu setelah tanam.
  • Aplikasi hayati BioTRIBA BT2 dilakukan setiap 2 – 3 bulan sekali dengan dosis 2lt/ha dengan konsentrasi 10 ml/ lt. Aplikasi OrganoTRIBA Plus dilakukan bersamaan dengan pupuk anorganic dan hayati BioTRIBA BT2, 1 minggu setelah atau sebelum anorganik.
3. Penyiraman dan Penyiangan
  • Bawang merah merupakan tanaman yang memerlukan banyak air tetapi tidak tahan genangan/kondisi becek. Penyiraman sebaiknya dilakukan menggunakan gembor. Untuk tanaman berumur 0 -10 hari, penyiraman dilakukan 2 (dua) kali yakni pagi dan sore hari, sedangkan sesudah umur tersebut penyiraman cukup dilakukan sekali sehari (sebaiknya dilakukan pada pagi hari). Cara penyiraman lainnya yakni cara ”leb” (memasukkan air ke bedengan hingga merata). Apabila digunakan cara ini (”leb”), sebaiknya dilakukan setelah tanaman berumur lebih dari 10 hari. Pengairan secara ”leb” dapat dilakukan setiap 3 -4 hari sekali. Penyiangan pada budidaya bawang merah sebaiknya dilakukan 2 kali yakni pada saat tanaman berumur 10 -15 hari dan 28 – 35 hari (sebelum pemupukan susulan). Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma di sekitar tanaman.
4. Pengendalian Hama dan Penyakit.
  • Dalam budidaya bawang merah salah satu kendala adalah serangan hama penyakit yang banyak menimbulkan kerugian bagi petani. Pengalaman menunjukkan bahwa dengan penggunaan pestisida organic, pupuk organic dan hayati seperti paket teknologi BioFOB dapat menekan serangan hama dan penyakit. Beberapa pestisida organic yang dapat dianjurkan adalah Mitol 20EC, BiovaksinFob, Buveria dan Siori.
PANEN DAN PASCA PANEN
1. Panen
  • 60-90% daun telah rebah, pemanenan di dataran rendah pada umur 55-70 hari, dataran tinggi umur 70-90 hari.
  • Panen dilakukan pada pagi hari yang cerah dan tanah tidak becek.
  • Pemanenan dengan pencabutan batang dan daun-daunnya. Selanjutnya 5-10 rumpun diikat menjadi satu ikatan.
2. Pasca Panen
  • Penjemuran dengan alas anyaman bambu. Penjemuran pertama selama 5-7 hari dengan bagian daun menghadap ke atas, tujuannya mengeringkan daun. Penjemuran kedua selama 2-3 hari dengan umbi menghadap ke atas, tujuannya untuk mengeringkan bagian umbi dan sekaligus dilakukan pembersihan umbi dari sisa kotoran atau kulit terkelupas dan tanah yang terbawa dari lapangan. Kadar air 89-85% baru disimpan di gudang.
  • Penyimpanan, ikat bawang merah digantungkan pada rak-rak bambu. Aerasi diatur dengan baik, suhu gudang 26-29 C, kelembaban 70-80%, sanitasi gudang.
 INFO DAN PEMESANAN

 Untuk info dan pemesanan produk dari Meori Agro dapat menghubungi :
 MARWAN
 hp. 081381129082
 twitter : @rumahtani_meori
 blog : rumahtani-meoriagro.blogspot.com


EmoticonEmoticon