Sebagai
persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah
sebelum tanam,dengan urutan sebagai berikut. Mula-mula tanah dibajak
menggunakan traktor atau tenaga sapi. Selanjutnya tanah digaru sambil
disebari pupuk organic 3-5 ton/ha (OraganoTRIBA atau jerami telah
diproses dengan BioTRIBA BT1). Terakhir, tanah diratakan.Pada saat
menggaru dan meratakan tanah, usahakan agar air tidak mengalir di dalam
sawah supaya unsur hara yang ada di tanah tidak hanyut. Setelah tanah
diratakan, buatlah parit di bagian pinggir dan tengah tiap petakan sawah
untuk memudahkan pengaturan air.
Menyiapkan Benih Yang Bermutu
Ini
merupakan awal dari rangkaian kegiatan membuat persemaian. pertama-tama
kita siapkan benih yang akan dipakai. Kebutuhan benih unutk tanaman
padi BioFOB model SRI adalah 5 – 7 kg per hektar lahan. Kemudian benih
tadi harus diseleksi sebelum disemai. Untuk itu kita bisa menggunakan
metode “Larutan Garam”. Prosesnya adalah sebagai berikut.
Masukkan air ke dalam wadah atau toples
Selanjutnya
masukkan telur ayam ke dalam wadah atau toples berisi air tadi. Telur
ayam akan berfungsi sebagai penanda ketika larutan garam sudah siap
untuk digunakan
Kemudian
masukkan garam dapur perlahan-lahan ke dalam air sambil diaduk hingga
garam larut. Penambahan garam dihentikan ketika telur sudah naik ke
permukaan air.
Langkah berikutnya adalah memasukkan benih yang akan ditanam ke dalam larutan garam.
Benih
yang mengapung adalah benih yang kurang baik kualitasnya. Benih ini
bisa diambil dan disisihkan. Banih yang tenggelam adalah benih yang
baik. Benih-benih ini kemudian diambil dan dicuci unutk selanjutnya
disemai. Pencucian dimaksudkan untuk menghilangkan larutan garam yang
menempel pada benih.
Metode
“ Larutan Garam” hanyalah salah satu cara untuk menyeleksi banih. Anda
bisa menggunakan cara lain yang mungkin suadh biasa Anda gunakan dalam
memilih benih yang baik untuk disemaikan.
Setelah
benih berkualitas baik siap, benih harus diperam dulu selama satu hari
satu malam, (24 jam) tidak boleh lebih. Ini dilakukan agar benih tumbuh
seragam. Setelah diperam. akan terlihat adanya bintik pada lembaga atau
embrio benih (tetapi belum tumbuh akar). Ini adalah tanda benih yang
baik dan siap disemai (Perlakuan BioFOB).
1.
Selanjut benih direndam dengan Formula BioFOB EC dengan konsentrasi 20%
. Formula BioFOB sebelum digunakan terlebih dahulu diencerkan dengan
menggunakan air mineral(Aqua dll) kemudian didiamkan selama 2 jam.
Pengenceran adalah 50 ml BioFOB EC + 5 liter air Mineral. Setelah 2 jam
benih padi tadi direndam selama 20 – 30 menit sebelum disemai.
2. Menggunakan BioFOB WP. Sebelum benih ditebar agar ditaburi dengan BioFOB WP sampai rata sebanyak 100g untuk 10 kg benih padi.
Membuat Persemaian
Persemaian untuk Padi BioFOB dapat dilakukan dengan dua cara yaitu persemaian kering dan persemaian basah.
Persemaian basah adalah persemaian yang langsung di lakukan di lahan pertanian, seperti pada sistem konvensional.
Sementara
persemaian kering yaitu persemaian yang menggunakan wadah berupa
kotak/besek/wonca/pipiti. Penggunaan wadah ini dimaksudkan untuk
memudahkan pengangkutandan penyeleksian banih. Untuk lahan seluas satu
hektar dibutuhkan wadah persemaian ukuran 20 cm x 20 cm, sebanyak 400 –
500 buah. Kotak/besek/wonca/pipiti bisa juga diganti dengan wadah lain
seperti pelepah pisang atau belahan buluh bambu.
Tahapan membuat persemaian adalah sebagai berikut.
Siapkan
media persemaian dengan cara mencampur tanah dengan pupuk organic(pupuk
OrganoTRIBApupuk organic yang diberi perlakuan BioTRBA BT1) dengan
perbandingan 1:1.
Sebelum
wadah diisi dengan media, lapisi dulu bagian dalamnya dengan daun
pisang yang sudah dilemaskan dengan cara dijemur atau dipanaskan di atas
api.
Masukkan
media ke dalam wadah hingga ¾ penuh. Selanjutnya media ini disiram
dengan air supaya lembab(Larutan BioFOB sisa perlakuan perendaman tadi).
Tebarkan benih ke dalam wadah. Jumlah benih per wadah antara 300 – 350 biji.
Taburkan arang sekam diatas benih sampai rata melapis/menutupi benih.
Selanjutnya
simpan wadah-wadah ini di tempat yang teduh. Pada hari pertama dan hari
kedua, sebaiknya wadah-wadah ini ditutupi agar tidak kepanasan.
Jika
di simpan di pekarangan, jangan lupa untuk meletakkan wadah-wadah ini
di tempat yang aman dari gangguan ternak seperti ayam.
Penyiraman bisa dilakukan setiap hari agar media tetap lembab dan bibit tanaman tetap segar.
Penanaman
Bibit
siap dipindahkan ke lahan setelah mencapai umur 7 – 10 hari setelah
semai. Kondisi air pada saat tanam adalah “macak-macak” (Jawa-Red.).
Arti dari “macak-macak“ adalah kondisi tanah yang basah tetapi bukan
tergenang. Sebelum bibit dipindahkan sebaiknya bibit disiram dengan
pupuk hayati BioTRIBA BT2 dengan dosis 10 ml/liter. Pada metode ini di
gunakan sistem tanam tunggal. Artinya, satu lubang tanam diisi satu
bibit padi. Selain itu, bibit tanam dangkal, yaitu pada kedalaman 2 – 3
cm dengan bentuk perakaran horizontal (seperti huruf L).
Mengapa
hanya menggunakan satu benih untuk satu lubang. Dasar pemikirannya
adalah, jika beberapa benih ditanam bersamaan dalam satu lubang maka
akan muncul persaingan antara tanaman dalam memperebutkan nutrisi,
oksigen, dan sinar matahari. Karena itu, dengan sistem penanaman tunggal
diharapkan bahwa tiap tanaman bisa menyerap nutrisi, oksigen, dan sinar
matahari secara lebih optimal.
Jarak
tanam yang digunakan dalam metode ini adalah jarak tanam lebar,
misalnya 25 cm x 25 cm atau 30 cm x 30 cm. Semakin lebar jarak tanam,
semakin meningkat jumlah anakan produktif yang dihasilakan oleh tanaman
padi. Penyebanya, sinar matahari bisa mengenai seluruh bagian tanaman
dengan lebih baik sehingga proses fotosintesis dan pertumbuhan tanaman
terjadi dengan lebih optimal. Jarak tanam yang lebar ini juga
memungkinkan tanaman untuk menyerap nutrisi, oksigen , dan sinar
matahari secara maksimal.
Pemupukan dasar
Pemupukan
dasar dilakukan sebelum tanam dengan menggunakan kompos (Organo TRIBA)
atau pupuk organik yang telah diolah dengan BioTRIBA sebanyak 300 – 400
kg/ha + 50 Kg pupuk OrganoPLUS
PENANAMAN
Penanaman
dilakukan pada saat bibit telah berumur 7 – 10 hari. Bibit ditanam
sebanyak 1 – 2 tanaman per lubang dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm atau
dengan menggunakan jarak tanam legowo 2 dengan jarak antar barisan 25
cm, dalam barisan 12.5 cm dan jarak legowo 50 cm.
Pengelolaan air
Pengelolaan
air dilakukan untuk menjaga lahan berada dalam kondisi aerob. Pemberian
air dilakukan pada saat diperlukan dengan menggenangi lahan. Adapun
system pengairan yang diterapkan dengan teknologi HES adalah sebagai
berikut.
Setelah
dilakukan penanaman lahan digenangi setinggi 1 cm dari permukaan lahan
lalu dibiarkan sampai tanaman berumur 8 hari atau tanah sudah mulai
retak-retak.
Pada umur 9 hari lahan digenangi kembali setinggi 1 cm lalu dibiarkan sampai tanaman berumur 13 hari.
Pada umur 13 hari lahan digenangi setinggi 3 cm untuk memudahkan penyiangan gulma keesokan harinya.
Pada
umur 14 hari atau setelah penyiangan dilakukan lahan dibiarkan dalam
kondisi macak-macak sedangkan air dalam saluran tetap dipertahankan
sampai tanaman berumur 19 hari. (Pupuk Hayati BioTRIBA BT2 dapat
disemprot dosis 10-20 ml/liter pada pangakal batang padi) sebelum
digenangi air.
Pada
umur 20 hari lahan kembali digenangi setinggi 1 cm lalu dibiarkan
sampai tanah terlihat retak-retak tetapi tanaman tidak menguning.
Setelah tanah kelihatan retak-retak lahan digenangi setinggi 1 cm lalu
dibiarkan sampai tanah kelihatan retak-retak.
Pada umur 30 hari dilakukan penggenangan setinggi 3 cm untuk memudahkan pengiangan gulma.
Pada
umur 31 hari atau sebelum pemupukan susulan dilakukan pembuangan air
pada permukaan sedangkan air dalam saluran tetap dipertahankan. Air
dapat dimasukkan kembali setinggi 1 cm lalu dibiarkan hingga tanah
kelihatan mulai retak-retak. Kondisi seperti ini terus dipertahankan
sampai menjelang panen.
PEMUPUKAN
1. Pemupukan dasar
Jerami
dapat digunakan sebagai pupuk dasar sehingga dianjurkan untuk tidak di
bakar.Setelah panen dapat ditumpuk kemudian disarim dengan Hayati Juara
10 ml/lt dan dibiarkan 2 – 3 minggu kemudian tanah diolah bersama
tumpukan jerami tadi.
2. Pemupukan susulan.
a. Budidaya Semi Organik.
Untuk
pemupukan apabila menggunakan paket teknologi BioFOB maka dapat
dianjurkan penggunaan pupuk an organic dapat dikurangi 30 – 50% dari
dosis anjuran setempat. Contoh semulasi penggunakan pupuk an organic dan
OrganoTRIBA Plus + Hayati BioTRIBA. Dosis an organic yang digunakan di
kelompok tani “Rukun Tani” di Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten
Sragen. Urea 600 kg/ha/musim, SP-36 300 kg/h/musim dan KCL 200
kg/ha/musim adalah: (Tabel 1)
Tabel 1. Contoh simulasi penggunaan pupuk organik dan hayati Juara dengan dosis anjuran pupuk an organic : Urea = 600 kg/ha/thn, SP36 = 300kg/ha/thn, KCL=200kg/ha/thn dan Super Dolomit =300 kg/ha/thn.
Jenis Pupuk
|
Dosis (/ha/thn) 100% pupuk an organik tanpa organoTRIBA Plus dan hayati BioTRIBA BT2
|
Dosis (/ha/thn) 100% pupuk an organik tanpa organoTRIBA Plus dan hayati BioTRIBA BT2
|
Dosis (/ha/thn) 25 % pupuk an organic + pupuk organoTRIBA Plus dan hayati BioTRIBA BT2
|
Dosis (/ha/thn) 0 % pupuk an organic + pupuk organoTRIBA Plus dan hayati BioTRIBA BT2
|
1. Urea
2. SP36
3. KCL
4. Super Dolomit
|
600 kg
300 kg
200 kg
300 kg
|
300 kg
150 kg
100 kg
150 kg
|
150 kg
75kg
100 kg
150 kg
|
0 kg
0 kg
0 kg
0 kg
|
1.OrganoTRIBA Plus
2.HayatiBioTRIBA BT2
|
0 kg
0 lt
|
80 kg
4 lt
|
120 kg
6 lt
|
210 kg
6 lt
|
Keterangan:
- Aplikasi OrganoTRIBA Plus dilakukan bersamaan dengan pupuk an organik dan Hayati BioTRIBA BT2 1 minggu setelah atau sebelum pemberian pupuk an organic.
- Pada umur 14 dan 30 hari dilakukan penyiangan gulma secara manual dengan menggunakan alat penyiang, kemudiaan dilakukan penyemprotan dengan Pupuk Hayati Hayati Juara dengan dosis 4 liter/ha.
- Pupuk an organic (urea, SP-36, KCL) dilakukan 2 tahap. Pemupukan I dilakukan pada saat bermur 15 - 16 dan pemupukan tahap II pada saat tanaman berumur 32 – 35 hari
- Untuk padi organic tanpa pupuk an organic hanya menggunakan 210 Kg OrganoTRIBA Plus + 6 lt Hayati BT2.
b. Budidaya Organik, (Tidak Menggunakan pupuk an organik)
Dari
pengalaman uji coba yang kami lakukan selama ini di berbagai wilayah
pupuk yang digunakan dalam metodeI hanyalah pupuk organik yang berasal
dari hijauan (seperti jerami,batang pisang, dan pangkasan daun tanaman
legum) atau kotoran ternak (seperti sapi, kerbau, dan ayam) kemudian di
aplikasi hayati BioTRIBA BT2 10 ml/lt atau pupuk organic yang diolah
dengan decomposer BioTRIBA BT1 . Bahan-bahan ini harus dikomposkan
terlebih dahulu dengan menggunakan BioTRIBA BT2 . Kebutuhan pupuk
organik adalah 5 – 6 ton/ha/musim. Apabila menggunakan pupuk organoTRIBA
PLus dan hayati BioTRIBA BT2 maka pupuk organic dapat dikurangi 60 –
80% dan organoTRIBA Plus 75 – 100 kg/ha dan hayati BioTRIBA BT2 4 lt/ha,
dan kalau hanya menggunakan OrganoTRIBA Plus 150 – 210 kg/ha/musim. Dan
hayati Juara 6 lt/ha/musim.
c. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Dalam
metode ini, pengendalian hama dilakukan denga sistem PHT. Dengan sistem
ini, petani diajak untuk bisa mengelolah unsur-unsur dalam
agroekosistem (seperti matahari, tanaman, mikroorganisme, air, oksigen,
dan musuh alami) sebagai alat pengendali hama dan penyakit tanaman. Cara
yang dilakukan petani misalnya dengan menempatkan bilah-bilah bambu/
ajir di petakan sawah sebagai “terminal” capung atau burung kapinis.
Selain
itu petani juga menggunakan pestisida organic MITOL 20EC dan SIORI .
Untuk pengendalian gulma, metode ini mengandalkan tenaga manusia dan
sama sekali tidak memakai herbisida. Biasanya digunakan alat bantu yang
disebut “susruk”. Ini adalah semacam garu yang berfungsi sebagi alat
pencabut gulma. Dengan alat ini, gulma yang sudah tercabut sekaligus
akan dibenamkan kedalam tanah unutk menambah bahan organik tanah. Perlu
diingat, bahwa dalam aplikasi metode ini, gulma yang tumbuh akan relatif
banyak karena sawah tidak selalu ada dalam kondisi tergenang air.
Untuk
mencegah penyakit bakteri (Kresek) dianjurkan menggunakan MITOL 20 EC
dengan jadwal penyemprotan 30 hst,40hst dan 50 hst dengan dosis 5 ml/l
atau setiap ha 1,5 lt setiap aplikasi Untuk mencegah hama wereng
digunakan varitas yang tahan dan dibantu dengan penyeprotan pestisida
organic SIORI 50 hst,60 hst dan 70 hst dengan dosis 5 ml/l atau setiap
aplikasi 1,5 l/ha.
Produk MEORI AGRO dapat dipesan melalui :
HP . 081381129082
Blog : rumahtani-meoriagro.blogspot.com
Twitter : @rumahtani_meori
Website : www.meori-agro.co.id
EmoticonEmoticon