Friday, May 8, 2015

Teknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit

Tanaman Acacia spp. termasuk tanaman yang peka terhadap serangan hama dan penyakit terutama yang disebabkan oleh jenis jamur dan bakteri. Pembangunan hutan tanaman industri (HTI) monokultur dengan umur yang sama dan terdapat dalam areal yang sama dalam jangka waktu yang lama merupakan faktor yang menyebabkan munculnya berbagai macam penyakit berbahaya. Patogen penyakit dapat terbawa melalui bibit yang tidak dipersiapkan dengan baik sehingga dapat mengandung penyakit.
Tanaman Acacia termasuk jenis leguminoseae yang sangat respon untuk bekerjasama saling menguntungkan dengan mikroba berguna seperti; Rhizobium, Azotobacter, Bacillus dan Trichoderma. Dengan demikian penggunaan pupuk hayati, pupuk organik dan biovaksin merupakan suatu keharusan untuk menghasilkan tanaman Acacia yang cepat tumbuh dan berkualitas. Untuk mencegah patogen terbawa oleh bibit perlu dilakukan seed treatment dengan Biovaksin, dan pestisida organik.
TEKNIK PENYIAPAN BIBIT DENGAN BIJI
Teknik Pembibitan Tanaman Acacia spp. dengan menggunakan biji secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:
  1. Pemilihan biji yang tua dan padat untuk dijadikan sebagai benih.
  2. Biji disterilkan dengan mencelup ke dalam larutan fungisida nabati Mitol 20EC 3-5 ml/l atau alkohol 70%, kemudian ditiriskan.
  3. Selanjutnya direndam ke dalam air mendidih selama 30 detik, kemudian ditiriskan.
  4. Kemudian direndam dalam larutan Bio-fob EC selama 4 jam.
  5. Penyiapan media dengan komposisi (1) kompos : pasir : tanah dengan perbandingan 1 : 1 : 1, (2) Biost : pasir : tanah dengan perbandingan 1 : 5 : 5
  6. Sebarkan biji akasia dengan jarak cukup untuk mencabut bibit yang tumbuh untuk dipindahkan.
  7. Setelah disebar ditutupi dengan media Organic FOB.
  8. Setelah bibit siap ditanam maka segera dipindahkan kedalam polibag yang berisi kompos : tanah dengan perbandingan 1 : 1 atau Biost : tanah dengan perbandingan 1 : 10.
  9. Untuk meningkatkan populasi mikroba berguna, maka dianjurkan untuk menyemprotkan media tersebut dengan Pupuk hayati Siori dengan dosis 10 ml/l air bersih.
  10. Pengendalian hama penyakit dapat menggunakan pestisida organik yaitu Siori SPO dengan dosis 2-3 ml/l dan Mitol 20 EC dengan dosis 3 – 5 ml/liter.
  11. Setelah bibit akasia berumur antara 3 – 5 bulan dan mencapai ketinggian antara 30 – 50 cm, maka bibit siap tanaman.

TEKNIK PENYIAPAN BIBIT DENGAN STEK PUCUK.
Pembibitan dengan teknik stek pucuk umumnya dilakukan dalam rangka produksi bibit secara massal untuk keperluan operasional penanaman. Dengan teknik ini dapat dihasilkan tanaman dalam jumlah besar.
Bahan yang digunakan adalah bahan stek dari tunas/trubusan yang diperoleh dari kebun pangkas, sedangkan media stek yang digunakan adalah pasir sungai, zat pengatur tumbuh, bak plastik/ember, label, fungisida, gunting stek/pisau cutter.
Pembuatan stek pucuk dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
  1. Penyiapan media stek dalam polibag/kantong bibit/tabung bibit.
  2. Media yang dipakai adalah: (1) seresah yang diambil dari lantai hutan tanaman Acacia dicampur dengan topsoil (perbandingan 70 : 30, disiram dengan pupuk hayati Siori), (2) Top Soil : Biost dengan perbandingan 10 : 1, dan (3) Sisa kulit Acacia dari pabrik pulp yang telah dikomposkan dengan BioTRIBA BT1. Bibit dipelihara selama 3 bulan, kemudian dilakukan sortasi (grading).
  3. Pembuatan stek dengan cara memotong trubusan menjadi beberapa bagian. Satu stek terdiri atas 2 mata/nude.
  4. Tunas dipilih yang belum membentuk jaringan gabus, kemudian stek direndam pada larutan fungisida nabati Mitol 20 EC 2-3 ml/lt.
  5. Sebelum ditanam bagian pangkal stek direndam dalam larutan ZPT, lalu stek bagian bawah dioles dengan Biovaksin Bio~FOB WP, kemudian ditanam pada bak plastik yang telah diberi lubang tanam terlebih dahulu dan berisi media tanam.
  6. Bedengan stek ditutup plastik sungkup untuk memelihara kelembaban udara tetap tinggi sekitar 90% dan perlu diberi naungan dengan intensitas cahaya 15% - 25 % untuk bedengan tanpa pengabutan dan intensitas cahaya 30% - 50% untuk bedengan dengan sistem pengabutan.
  7. Pemeliharaan rutin meliputi penyiraman, penyemprotan fungisida dan pembersihan gulma dan setelah berakar stek lalu disapih ke media pertumbuhan agar bibit tumbuh baik sampai siap tanam.
  8. Biasanya bibit sudah siap tanam pada umur 4 bulan.

Faktor Yang Perlu Diperhatikan dalam kegiatan pembibitan dengan teknik stek pucuk adalah:
  • Semakin tinggi pemangkasan akan mempengaruhi tingkat keberhasilannya.
  • Umur trubusan yang baik untuk bahan stek pucuk jenis Acacia optimal sekitar 45 - 60 hari. Bertambahnya umur tunas mengurangi daya perakaran stek. Untuk memudahkan dalam menentukan masa panen tunas dapat dilihat dari panjang tunas yaitu apabila telah mencapai panjang 30 cm - 40 cm .
  • Tipe pertumbuhan tunas harus diperhatikan dengan memilih tunas yang memiliki pertumbuhan ke arah vertikal (ortotropik). Tunas yang bersifat plagiotropik sebaiknya tidak digunakan karena akan menghasilkan bibit yang tumbuhnya tidak normal (mendatar seperti cabang).
  • Posisi trubusan pada tonggak akan mempengaruhi kemampuan berakar stek. Semakin tinggi posisi tunas pada tonggak maka kemampuan berakarnya semakin rendah.
  • Pengepakan bahan tanaman harus diperhatikan terutama apabila bahan stek diambil dari lokasi yang jauh dari tempat pembibitan. Sebaiknya penyetekan segera dilakukan setelah bahan stek tiba di tempat pembibitan.
Info dan pemesanan produk kami :
CV. Meori Agro
Bogor - Jawa Barat


EmoticonEmoticon